Beginilah kami haturkan sembah kami ke hadapan-Mu, Hyang Paramakawi . Karunia beras-Mu kami tumbuk-tumbuk jadi tepung sari tepung kasih-Mu kami ulat-ulat jadi adonan dasar buat persembahan memuja-Mu. Beginilah kami memulai memaknai anugerah-Mu, Pakulun Hyang Paramakawi , dengan tangan renta ini kami pilin-pilin angkara inderawi yang senantiasa menggoda kelobaan hati kami. Dengan napas terkendali di jagat diri dengan arah pikir memusat ke puncak keberadaan-Mu kami persembahkan kebeningan hati Maka, jadikanlah jiwa kami damai berkatilah anak cucu kami yang belia berjari lentik itu ketekunan menimba kearifan tradisi merangkai butir demi butir tepung menjadi untaian persembahan benar mulia, suci, dan indah. . Maka, inilah SARAD persembahan kami Ampunilah, Duh Hyang, hanya untaian cinta berbentuk kayonan cerah makenyah kami letakkan di sisi kiri pamedal genah tawur di...
Sulit sekali melupakan kawitan saya di Unud,” ujar Prof Drs IB Adnyana Manuaba geleng-geleng kepala. Lho, memangnya Unud itu milik keluarga? Guru besar ergonomi, anggota MPR RI dari utusan daerah Bali, itu pun bercerita begini.
Usai Sidang Umum MPR, Oktober 1999 lalu, sebenarnya Adnyana terpilih kembali sebagai anggota Badan Pekerja (BP) MPR, berkat kepiawaian olah intelektualnya. Klausul tentang pariwisata dalam Tap MPR tentang GBHN, secara utuh sampai titik komanya, merupakan buah pikirannya. “Ini sejarah bagi orang Bali, karena hampir selama tiga puluh tahun tahun terakhir hal itu tak pernah ada,” katanya bangga. Lantas apakah Adnyana Manuaba menerima posisi itu?
“Tidak saya menolak,” katanya kepada SARAD. Sebabnya, stafnya di S2 dan S3 yang dia rintis mengancamnya. “Kalau Bapak terpilih lagi sebagai anggota BP MPR, kami akan bubarkan program S2 dan S3 ini,” ujar Adnyana menirukan ancaman anak buahnya. Jika ia terpilih lagi, berarti ia harus terus menerus berada di Jakarta. Mana mungkin ia bisa mengurus program pasca sarjana yang dirintisnya? Bisa-bisa ia dituduh tidak bertanggungjawab, orang Bali yang ingkar sama kawitan, lupa akan asal-usul yang merawatnya sejak belia, dan membesarkannya. Adnyana Manuaba adalah salah seorang perintis berdirinya Fakultas Kedokteran Unud tahun 1962.
Tak ada pilihan lain, Adnyana pun melepas posisi anggota BP MPR. “Tak apa, sekalian memberi kesempatan pada yang muda-muda,’’ katanya sembari menyebut dua utusan daerah Bali yang duduk di BP MPR, I Dewa Gde Palguna,SH, MH dan Drs I Gde Sudibya.
Comments
Post a Comment