Beginilah kami haturkan sembah kami ke hadapan-Mu, Hyang Paramakawi . Karunia beras-Mu kami tumbuk-tumbuk jadi tepung sari tepung kasih-Mu kami ulat-ulat jadi adonan dasar buat persembahan memuja-Mu. Beginilah kami memulai memaknai anugerah-Mu, Pakulun Hyang Paramakawi , dengan tangan renta ini kami pilin-pilin angkara inderawi yang senantiasa menggoda kelobaan hati kami. Dengan napas terkendali di jagat diri dengan arah pikir memusat ke puncak keberadaan-Mu kami persembahkan kebeningan hati Maka, jadikanlah jiwa kami damai berkatilah anak cucu kami yang belia berjari lentik itu ketekunan menimba kearifan tradisi merangkai butir demi butir tepung menjadi untaian persembahan benar mulia, suci, dan indah. . Maka, inilah SARAD persembahan kami Ampunilah, Duh Hyang, hanya untaian cinta berbentuk kayonan cerah makenyah kami letakkan di sisi kiri pamedal genah tawur di...
B anyak dara manis bisa ditemui kalau ada karya agung seperti Eka Dasa Rudra atau Panca Bali Krama , misalnya. Mereka datang mabakti , mengenakan kebaya anyar, kain bangus, dan menebarkan wangi parfum. Tapi sedikit sekali gadis yang sibuk menjadi pengayah , membantu kelancaran upacara. Komang Sudiani tentu beda. Tubuhnya yang sedang membuat ia selalu gesit sibuk carat-curut setiap ada karya di pura Sad Kahyangan . " Tiang sudah biasa ngayah seperti ini. Kadang harus memperbaiki jejaitan atau tandingan banten . Cukup melelahkan, tapi tiang bahagia," katanya kepada SARAD ketika ia ngayah di Pura Ulun Danu Batur. Bagi Koming , panggilannya sehari-hari, ngayah di pura Sad Kahyangan adalah kebahagiaan paling lengkap. Maklum, ngayah sudah dilakoninya sejak kecil. Biasanya ia berangkat bersama adik dan kakaknya, mengikuti uwa- ...