Beginilah kami haturkan sembah kami ke hadapan-Mu, Hyang Paramakawi . Karunia beras-Mu kami tumbuk-tumbuk jadi tepung sari tepung kasih-Mu kami ulat-ulat jadi adonan dasar buat persembahan memuja-Mu. Beginilah kami memulai memaknai anugerah-Mu, Pakulun Hyang Paramakawi , dengan tangan renta ini kami pilin-pilin angkara inderawi yang senantiasa menggoda kelobaan hati kami. Dengan napas terkendali di jagat diri dengan arah pikir memusat ke puncak keberadaan-Mu kami persembahkan kebeningan hati Maka, jadikanlah jiwa kami damai berkatilah anak cucu kami yang belia berjari lentik itu ketekunan menimba kearifan tradisi merangkai butir demi butir tepung menjadi untaian persembahan benar mulia, suci, dan indah. . Maka, inilah SARAD persembahan kami Ampunilah, Duh Hyang, hanya untaian cinta berbentuk kayonan cerah makenyah kami letakkan di sisi kiri pamedal genah tawur di...
Galungan yang dinyatakan sebagai kemenangan dharma atas adharma adalah tafsir baru. Orang Bali semestinya memasuki hari raya kemenangan itu dengan penuh kehati-hatian. Bali punya banyak hari raya, memiliki banyak hari baik. Tapi yang paling meriah dirayakan adalah hari Galungan. Inilah hari besar yang penuh dengan warna suka cita, semarak, diyakini sebagai hari otonan jagat. Hari yang penuh dengan hiburan, dan itu juga berarti hari-hari yang penuh dengan kegiatan kesenian. Kepada SARAD, pengurus Pusat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Drs Gede Sura mengungkap makna hari raya Galungan itu. Sebuah hari besar yang khas dan asli Indonesia, yang lazim dilakoni oleh masyarakat agraris. “Galungan adalah hari kemenangan, yang memang seyogyanya kita rayakan dengan meriah,” ungkap Sura. Mengapa kita mesti merayakan Galungan dengan meriah? Untuk Bali, secara tradisional Galu-ngan dirayakan kembali sejak zaman pemerintahan Sri Jaya Kusunu. Karena...