Beginilah kami haturkan sembah kami ke hadapan-Mu, Hyang Paramakawi . Karunia beras-Mu kami tumbuk-tumbuk jadi tepung sari tepung kasih-Mu kami ulat-ulat jadi adonan dasar buat persembahan memuja-Mu. Beginilah kami memulai memaknai anugerah-Mu, Pakulun Hyang Paramakawi , dengan tangan renta ini kami pilin-pilin angkara inderawi yang senantiasa menggoda kelobaan hati kami. Dengan napas terkendali di jagat diri dengan arah pikir memusat ke puncak keberadaan-Mu kami persembahkan kebeningan hati Maka, jadikanlah jiwa kami damai berkatilah anak cucu kami yang belia berjari lentik itu ketekunan menimba kearifan tradisi merangkai butir demi butir tepung menjadi untaian persembahan benar mulia, suci, dan indah. . Maka, inilah SARAD persembahan kami Ampunilah, Duh Hyang, hanya untaian cinta berbentuk kayonan cerah makenyah kami letakkan di sisi kiri pamedal genah tawur di...

Sedangkan Danu Gading memasok air ke Tukad Bubuh, Telaga Waja ngecokin Tukad Telaga Waja yang memasok air ke subak di Karangasem dan Klungkung, demikian seterusnya. Pasokan air inilah yang kemudian menjadikan subak-subak di wilayah yang dialiri oleh sungai-sungai bersangkutan akhirnya nyungsung (bertanggung jawab) ke Pura Danu di Batur, Beratan, Tamblingan, atau malah Gunung Agung langsung. Artinya, “Subak dengan kewajiban-kewajibannya dibagi berdasarkan sumber air di hulu,” Jero Gede Makalihan, sesepuh adat Batur.
Uniknya, keempat danau di Bali ini dihubungkan oleh Tirtha Pelisan, sehingga antara satu danau dengan danau lainnya di Bali tetap menjadi satu kesatuan. “Jagat Bali itu wantah siki, hanya satu,” tambah Jero Gede. Artinya, adalah kekeliruan mendasar bila memandang Bali sebagai bagian-bagian yang otonom hanya berdasarkan luas wilayah administratif. “Wantah siki,” ulang Jero Gede
Sumber-sumber air yang tidak mengaliri sungai - sehingga tak mengaliri sawah - pun bukan tak ada gunanya. Tirtha itu tetap saja punya kegunaan tersendiri. Tirtha Manik Bungkah yang dikenal dengan sebutan Toya Bungkah di kalangan pariswisata, misalnya, berkegunaan untuk menyembuhkan penyakit, karena mengandung belerang. Tirtha Prapen yang cuma berupa tetesan air panas - karena muncul dari penguapan - di lereng Gunung Batur biasanya di-tuwur (dimohon) khusus bila ada karya-karya agung, upacara besar.
Itulah yang menjadikan Danau Batur dengan Pura Ulun Danu Batur di Kintamani memiliki kedudukan sentral di Bali. Di sinilah gunung dan danau menyatu. Gunung Batur dengan asap yang terus mengepul melambangkan purusa (kekuatan maskulin, laki-laki) yang berdiri ajeg, sedangkan danau simbolik pradana (daya feminin, perempuan). Pertemuan keduanya melahirkan kesuburan. Tak berlebihan bila Jero Gede bilang, “Setiap ada upacara besar di Bali pasti nuur tirtha di Batur.”
KS
Comments
Post a Comment